seringnya menjadikan doa sebagai kebiasaan di awal makan, tidur, berangkat ke kampus membuat aku tidak benar-benar SADAR bahwa doa itu berarti komunikasi dua arah. tahun ini mau belajar berdoa dengan rendah hati dan menyerahkan kuatirku di tanganNya.
menjadi orang yang lebih berpengharapan.
kadang sulit percaya bisakah Tuhan mengubah kebiasaan buruk-ku?
lebih bijak dalam berbicara karena aku tahu mulutku sering menjadi batu sandungan buat orang lain.
salah satu harapku, mungkin ini.
bertemu dengan seseorang yang Tuhan sediakan
yang menopang bukan menjatuhkan
yang mendekatkan bukan malah menjauhkan diri pada relasi bersama TUHAN.