Saturday 25 May 2013

untuk teman seperjalanan..

menjadi siswa seperti jalanan
ada yang jalanan lurus bebas hambatan
masa 3 tahunmu bersinar dan tanpa kesulitan

ada yang seperti jalanan macet
3 tahunmu terasa begitu melelahkan
banyak airmata teruras
bagaimanapun usahamu, kamu tetap diam ditempat

ada pula yang seperti jalanan di pegunungan
setahun penuh mengerjakan yang maksimal
setahun kemudian merasa sudah memiliki segalanya
tahun selanjutnya begitu kuatir kalau terjatuh dan tak bisa meraih puncak lagi

sama seperti perjalanan, tidaklah membosankan
kalau ada kawan yang menemani
sama seperti perjalanan, tidaklah berat
kalau kamu tahu dengan jelas kemana harus pergi

dan sama seperti perjalanan, akan terasa punya makna
kalau kamu tidak berjalan sendiri melainkan dengan Allah yang sudah merencanakan jalan hidupmu


on the Night of "Gratefully Graduation" our Beloved
Shella, Bella, Andre, Candra, and you

Tuesday 21 May 2013

Mengenal Brantas, Menyayangi Brantas

"Ayo, siapa yang mau jadi panitia acara PSKM featuring PMKM?
"boleh", kataku
"ada 3 sie, mau sie dana, sie PUT atau sie lomba?"
"hmm.. kalau dana aku g bakat dodolan, lomba aja sepertinya seru.."
"oke. visi sie lomba ya."

berawal dari ajakan ini aku menjebak-kan diri dalam rutinitas rapat divisi, rapat pleno, email-emailan dengan juri dan koordinasi antar 1 tim lomba. Cukup menyenangkan cukup melelahkan, sebenarnya tujuanku apa?
sampai suatu kali saat mempelajari proposal, aku mulai sadar bahwa ini bukan sekadar event-event biasa, tapi ini Lomba Fotografi. ini juga Lomba Fotografi On The Spot (notabene belum jadi tren di Kota Malang), ini juga sebuah Lomba Fotografi On The Spot DAS Brantas.

Istimewanya, saya sedang terlibat dalam sebuah misi lingkungan penyelamatan daerah aliran sungai Brantas. Brantas adalah ibu dari tiap aliran sungai yang pernah kita jumpai di Malang. Brantas menjadi penghidupan vegetasi hijau dan para satwa. Brantas menyuguhkan fasilitas gratis dan tidak terkecuali untuk mandi, mencuci, bermain dan pembuangan sampah.

Pernahkah aku bersyukur atas hadirnya Brantas ?
       Kapan aku pernah berdoa supaya Brantas tetap "sehat-sehat" saja ?

bagaimana aku bisa berpikir, bersyukur dan berbuat sesuatu kalau aku tidak pernah mencoba peduli aliran sungai kecoklatan yang selalu kulihat dimanapun aku berada di Malang.Makanya aku mulai bersemangat mengerjakan tanggungjawabku di sie lomba

sempat sedih karena peserta kurang dari target.

agak UP lagi setelah seseorang berkata "yang penting kegerakan yang mendorong orang-orangnya untuk mau peduli dengan Brantas lewat foto yang mereka hasilkan". YA, benar.

-----

Sumber Ngesong, lewat jam 07.00 am
Tempat ini bagiku serba pertama. pertama kali melihat kebeningan aliran sungai. pertama kali takjub ada teratai tumbuh di aliran sungai. pertama kali mencoba membidik jenis capung yang dapat hidup hanya di air bersih. pertama kali merasakan keramahan setiap orang yang berselisih jalan denganku. Jauh dari kota dan kebisingan, menyatu pada derasnya air mengalir untuk merasakan bahwa Brantas dekat hulu sangat alami, sejuk dan membiarkan kita berelaksasi sejenak.



Junrejo, Batu. Perjalanan diiringi krucukan perut

Tidak ada yang istimewa bagiku melihat aliran sungai ini.. sungai disini moderat, cukupan pemandangannya. Yang menarik, selepas makan siang ada seorang bapak dan anak yang berarung jeram melewati derasnya arus. Ooh, kalau disini sungai ternyata memacu adrenalin kita untuk melawan derasnya arus. Aku tidak lagi cukup suka tapi suka sekali dengan karakter sungai ini. Brantas menawarkan kesempatan untuk kita semua bisa keluar dari zona nyaman, kenyamanan saat berelasi dengan android, kenyamanan berteduh di rumah, kenyamanan untuk tetap aman berjejak di tanah.

Embong Brantas. Jelang siang
sampah. ayam. jemuran pakaian. sampah lagi. Obyek-obyek yang saya nikmati. Hampir setiap hari saya melewati jalan di atas sungai ini dan saya baru menyadari bahwa disinilah Brantas terlihat sakit. Alirannya tetap deras berwarna coklat pekat, berbau dan penuh sampah. Mirisnya ada orang yang membuang sampah di sungai saat bersamaan mencuci tangannya di sungai tersebut. Dengan kesakitannya, seharusnya ia tidak usah mengalir. Dengan kesakitannya, seharusnya ia membawa wabah dan banjir bandang tapi menurut mereka yang hidup di sepanjang aliran ini, Brantas tidak pernah melukai, ia terluka sendirian.



Brantas hidup disekitar kita, sungai dengan kehidupan flora fauna dan manusia. akankah kita terjebak dalam ketidakpedulian?




Langit (selalu) Amat Indah














"ku yakin hujan kan berhenti"





berlagu misteri, yang tersingkap tanpa kau sadari

Yang ku rasakan tak mungkin ku ingkari
...

(klimaks lagu)
dan birunya semakin biru
tak kan berhenti
seluas yang tak kan terperi
dan kusadari
memahami
bersamamu