Tuesday 13 May 2014

Kertas Itu (tanda petik)

"tidak pernah ada yang salah tentang perasaan, tapi ketika perasaan itu menjadi segala-galanya maka hancurlah sebuah hubungan."

pernahkah kamu menuliskan sebuah proposal, surat permohonan, atau kartu pos pada Tuhan? aku pernah ketika duduk di kelas 1 SMA. Kertas itu ku simpan rapat-rapat agar jangan dibuka orang lain, karena ini rahasiaku dengan Tuhan. Sampai suatu kali, aku menemukan kertas itu terselip dalam buku harian masa SMA-ku. Aku diam.
Ada banyak hal yang sudah Tuhan nyatakan dalam proses hidupku, sampai aku kuliah. Rasanya membaca kembali cerita masa SMA benar-benar menyegarkan jiwa anak kuliah semester 6. Aku menulis tentang perasaan suka-suka-an tapi tidak benar-benar suka, menempel kertas contekan isinya "vis, jawabanmu endi!", mengawetkan sebungkus permen dari seseorang dengan sebaris kata "ini aku kasi permen biar senyum terus", berkaca-kaca saat membaca tulisan betapa tidak percaya diri gadis ini masa SMA.

dan terbacalah kertas itu.
Isinya foto 4x6 dengan tulisan PERMOHONAN
Apa itu? Aku kan sudah bilang ini rhs.
pada intinya, aku bertemu dengan "kertas itu" secara manusia dan manusiawi
aku tidak pernah sadar, sampai akhirnya disadarkan
aku tidak pernah dekat, sampai akhirnya didekatkan

aku pernah berusaha mencari, menyortir dan nihil
"kertas itu" datang seperti ditiup angin
"kertas itu" bahkan yang berusaha aku hindari kehadirannya, karena terlalu berbeda
bertolak belakang seperti kutub utara-selatan
tapi mengapa, "kertas itu" adalah kertas ku di masa lalu?

satu hal berharga yang sedang aku nikmati saat ini
adalah bahwa Tuhan menjawab PROPOSAL-ku dengan cara ajaib.
Tuhan seperti berbicara
        "tenang vis.. ada kok orang seperti dalam kertas itu"
         "kamu tidak perlu kuatir, Aku mendengarmu"
         "kamu hanya perlu sabar dan menantikan"