Monday 6 July 2015

Psalms 107:30


"Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka
 ke pelabuhan kesukaan mereka."

Richard Rohr dalam buku Emotionally Healthy Spirituality menuliskan lima kebenaran inti yang harus disadari manusia jika mau bertumbuh dalam Tuhan.
Hidup itu sulit,
Anda tidak sepenting itu,
Hidup anda bukan hanya tentang anda,
Bukan anda yang mengontrol,
Anda pasti mati.

Bagaimana saya bisa menjawab iya dan tidak, tergantung dari kepekaan dan apa yang saya alami. Saya mengingat proses skripsi yang lahir dari benih-benih keangkuhan, kesombongan, dan idealis mahasiswa semester akhir yang ingin excellent dalam menempuh study-nya. Selama saya hidup, saya mendapatkan apa yang saya mau dengan instan dan tanpa bersusah payah.

Tapi, saya bersyukur Tuhan menempa pribadi saya melalui variabel-variabel yang tidak terkontrol seperti mood Bapak Dosen Pembimbing, data-data mentah yang banyak dan rumit, kejadian-kejadian yang membuat saya down,  dan banyak hal lainnya.

Seperti perenungan pemazmur,
saya mengarungi setahun untuk berjuang dengan skripsi.
Tuhan memproses saya melalui angin badai yang saya anggap idealisme, perfeksionisme, dan mood-isme Bapak dosen pembimbing,
saya ingat untuk pertama kalinya presentasi dihadapan Beliau dengan menunjukkan kepintaran saya dan untuk pertama kalinya saya dibuat nangis karena "kamu terlalu bertele-tele dan tidak bisa menjelaskan kurva ini dengan baik,"
sebuah kalimat yang menghantam saya.
saya menangis bukan karena kerasnya ucapan Bapak Dosen tapi karena saya malu sudah sangat sombong dengan kemampuan saya.
saya hancur dan pelan-pelan membangun lagi kepercayaan diri.
setiap kali saya akan bertemu beliau, saya hanya berdoa "Tuhan, buatlah saya berhasil hari ini."
dan setiap kali bimbingan, bukan keberhasilan yang saya dapatkan tapi revisi, revisi dan revisi
hingga mendekati Ujian Komprehensif
beberapa bab terus dirubah total
ide-ide yang awalnya sudah sepakat ditulis dirubah kembali kerangka pikirnya
hasil-hasil analisis mulai dibantahkan

dunanges TT

dan saat Ujian Kompre, saya mendapati dosen-dosen Penguji yang luarbiasa rendah hati dengan kemampuannya. Baik Pembimbing dan Penguji saya adalah orang-orang yang tidak hanya mengajar ilmu ekonomi bagi mahasiswa tapi mereka turut bersumbangsih dalam pembangunan ekonomi melalui penelitian yang dibuat.
selama satu jam, ada banyak saran perbaikan untuk skripsi saya.
tapi saya begitu damai sejahtera:
karena saya melewati badai ini dengan mengingat kemurahan Tuhan menenangkan hati dosen dan meremukkan kesombongan saya.

skripsi ini memang bukan tentang saya,
melainkan Tuhan yang bekerja
dan segala hormat kemuliaan saya kembalikan pada Dia, Sumber Pengetahuan dan Hikmat.



Mereka yang ada di samping untuk mengingatkan "Ayo Vis ndang dimarikno..", 
di belakang untuk mendukung dan menguatkan,
dan di depan untuk memeluk.